Petualang Perubahan

by Senin, 03 Oktober 2016


Pergulatan antara dimensi ego dan realiti mungkin telah di lalui banyak manusia. Petualangan yang entah kapan akan berakhir sedang "kita" lakukan detik ini, bahkan usaha terbesar telah dikeluarkan untuk menaklukan serangkaian persoalan kehidupan ini, yang pada kenyataanya usaha yang selama ini dilakukan hanya untuk sebuah perjalanan dan perubahan. Perubahan telah terikat dengan keputusan dan perjalanan sedang bergandengan erat dengan kepasrahan. Memang tidak mudah menaklukan rintangan yang datang, tapi apa boleh buat waktu tidak mampu berehat. 

Mendung telah menyapaku pagi ini, satu hari lagi perjalanan akan aku lewati. Kali ini aku membuat satu keputusan untuk melepaskan hal yang begitu besar, hal yang saat ini masih sulit untuk aku biarkan pergi. Aku berdebat panjang semalaman dengan batin ini, sanggahan demi sanggahan aku sampaikan kepada relung hati terdalam. Ketakutan yang tidak dapat terbendung menghampiriku yang tengah terombang-ambing di langit kepasrahan. Sekali lagi, aku tidak mampu menahan "mereka" yang memilih untuk melanjutkan petualangannya dan meninggalkan aku yang telah berehat sejenak, tubuhku rapuh sendirian di dalam ruang yang tadinya hangat dan terang. Aku memilih untuk beristirahat sejenak, tapi "mereka" memilih untuk terus berlari. Setiap hari aku selalu bertanya kepada minggu, sejauh mana lagi perjalanan akan aku tempuh? setiap pagi aku bertanya kepada malam, perubahan apa lagi yang akan terjadi? setiap hujan aku bertanya kepada awan, keputusan apa lagi yang akan aku buat? dan setiap bernafas aku bertanya kepada Tuhan, kepasrahan apa lagi yang akan aku korbankan? Pertanyaan-pertanyaan itu telah merasuki akal sehatku, rasanya keputusan dan perubahan telah membuat nyalikku menciut dan mengerut. Bukan hanya itu, perubahan tiba-tiba membuat aku merindukan keramaian, membuat aku membenci keheningan dan membuat aku takut akan perjalanan yang sunyi.

Kekecewaan menghampiri kesendirianku. Mengapa perubahan mampu menyapu keberanian yang biasanya bersahabat denganku? mengapa keputusan mampu menggoyahkan keyakinanku? Detik ini, pagi menjelang siang, keputusan telah berhasil lagi aku ciptakan. Aku bunuh satu persatu pertanyaan yang dari tadi malam aku ciptakan, aku panah satu persatu ketakutan yang ada, dan aku kubur kekhawatiran yang telah terbendung semalaman. Melanjutkan penjelajahan dan menyambut perubahan di esok hari akan aku persiapkan. Aku relakan "mereka" yang telah bahagia dengan petualangannya, aku tutup pintu ruang itu dengan rapat agar seseorang tidak memilih berdiam diri dan ditinggalkan oleh petualang lain layaknya aku, dan yang terakhir aku pastikan tidak akan adanya peristirahatan selanjutnya, berjalan bahkan berlari akan aku lakukan meski kelelahan menghampiri, tidak ada sekalipun niatku untuk beristirahat atau bahkan terjatuh. Karna terluka akan membuat perjalananku semakin panjang.


Sumber Foto : http://rebloggy.com/