Bekunya hati ini, dinginnya perasaann ini, dan
terdiamnya mulut ini. Saat tak ada seseorang yang mengisi atau seringkali
manusia menyebutnya dengan kata “teman”. Yah, teman yang mampu membuat
hari-hari ku menjadi sangat berwarna, teman-teman yang selalu memegang erat
tangaku agar aku tak terjatuh, teman-teman yang selalu menegurku ketika aku
salah, dan teman-teman yang ada ketika aku benar-benar rapuh. Mengapa aku
berkata demikian? Karna aku merasakan ketulusan dari setiap perlakuan
teman-temanku dan aku nyaman bila di dekat mereka. Tetapi aku dan mereka semua
hanya manusia biasa, ada kalanya aku dan mereka berbeda pendapat dan sesekali
sebuah percecokan selalu ada.
Setiap manusia di ciptakan berbeda-beda dan
unik, tetapi manusia juga diciptakan bertemu dengan mereka-mereka yang
membuatnya bahagia. Ketika pertama kali aku bertemu dengan manusia lain,
terkadang aku berfikir bahwa aku tidak cocok dengan manusia-manusia baru itu.
Perbedaan pemikiran, perbedaan tujuan, dan perbedaan tingkah laku. Tapi setelah
aku sadar pertemanan itu bukan di ukur dari seberapa cocoknya permikiranku,
persamaan tujuanku dan persamaan tingkah laku dengan manusia-manusia baru.
Melainkan ketulusan untuk saling memahami pemikiran, memberikan jalan untuk
mencapai tujuan dan ketulusan dalam menyeimbangkan tingkah laku yang berbeda.