Kegelisahaan di dasar "Lautan Hati"

by Selasa, 04 Agustus 2015

Kegelisahan dan ketakutan adalah satu perasaan dasar manusia yang terkubur di dasar "lautan hati", seberapa dalamnya itu terkubur tergantung bagaimana manusia membuat lubangnya. Terlalu bersahabat dengan realitisnya kehidupan menjadi penyebab kegelisahaan itu bersarang. Satu satunya yg mampu membuatnya terkubur lebih lama adalah sebuah kepercayaan, kepercayaan bahwa semuanya akan baik baik saja.

Malam ini aku menjadi salah satu dari sekian banyak manusia yg tak mampu membuat lubang itu begitu dalam, bukan karna aku tidak dapat menyelam, melainkan aku tidak percaya bahwa air akan menyambutku dengan hangat. Kaki ku mulai merasakan betapa lambatnya langkah demi langkah ketika tubuhku berjalan. Hanya dapat berdiam diri ketika "manusia itu" memperalat dan menganggap bahwa aku tidak tahu apa apa.Melontarkan senyuman untuknya yg jelas2 raga ini hancur olehnya, ingin rasanya berteriak tapi aku tahu dimana aku berada. Perbedaan "jarak" yg membuat teriakanku tidak akan pernah sampai ke telinganya, mungkin hanya hembusan angin yg mampu membuat huruf demi huruf sampai terdengar olehnya. 

Perlahan2 aku mulai mempercepat langkahku, meninggalkan zona yg saat ini aku injak, mencari "zona" yg dapat mensejahterakan ragaku, mengerti akan imajinasiku dan menghilangkan rasa ketakutan & kegelisahaanku.

Bukankah aku begitu pengecut? Bukankah aku terlalu munafik?
Begitu pengecut?
Apa sebuah kata "pengecut" dapat menyimpulkan segalanya hanya karna aku menghindar? Mengapa sebuah kata "pengecut" dapat menghancurkan hati yg sedang bersabar?
Dan bagaimana bisa sebuah kata "pengecut" dapat membuat manusia menjadi begitu arogan?
Ya, terkadang sebuah pertanyaan yg sangat sederhana, membuat luapan di hati ini tumpah dan meninggalkan tetesan2 air mata yg begitu tulus.
Aku saat ini begitu gelisah dan takut, gelisah dengan waktu yg berjalan begitu cepat dan takut dengan terhentinya sang waktu.

Meluapkan membuat aku lebih tenang karna terkadang "bercakap" dengan  "kaca kehidupan" membuat hati lebih mengerti akan semuanya yg sedang terjadi. Aku tidak mengharpkan "manusia lain" hadir hanya untuk memberikan waktunya,  lalu meninggalkan sesuatu yg membuat aku ingin terus bersamanya. Sebagai manusia aku ingin berdiri sendiri tanpa bergantung kepada "manusia lain" yg pada dasarnya akan perlahan2 meninggalkanku.

Sumber foto : seourpicz