Imajinasi Sebuah Dekapan Hujan

by Senin, 28 Desember 2015


Pada dasarnya manusia setiap detiknya berimajinasi, berimajinasi secara verbal maupun visual. Ketika menghadap kepada satu peristiwa yang
sebelumnya tidak pernah terjadi, maka disitulah sang imajinasi bermain.

Saat ini, detik ini aku sedang, telah dan akan berimajinasi.
Menciptakan sebuah fantasi yang sulit di wujudkan oleh parameter2 kehidupan. Menemukan dan merangkai setiap kata untuk manusia2 yang telah rehat dari jarum jam yang berlari begitu cepatnya.

Aku seperti manusia yang berhalusinasi, berjalan tetapi terdiam, bercerita namun membisu, dan bersama namun nyatanya sendiri. Mencoba menjelaskan, 
bagaikan filsafat yang berupaya mencari prinsip2 dari realitasnya kehidupan yang ada. Menunggu bertumbuhnya massa dari kualitas hidup yang aku jalani.


Hari ini dingin bukan? Rasa percaya diripun ikut hanyut dalam aliran hujan yg jatuh. Imajinasi ini seperti sedang bermain dengan rintikan2 itu. Satu tetes demi tetes jatuh menurunkan beraneka ragam perasaan, kebahagiaan? kekecewaan? atau bahkan kerinduan? Jatuh menumpahkan segala ekspresi perasaan manusia yg ada. Jatuh dengan sukarela menawarkan obat yang dapat membuat perasaan manusia berubah dengan seketika. Terbayang  bukan, hujan begitu mudahnya menyentuh setiap sudut ruang hati manusia.

Entah kapan aku mulai menyukai hujan, yg jelas ketika itu aku merasakan adanya sebuah kebebasan ketika hujan turun. Kebebasan yg mampu membuat hati melihat lebih dalam dan berkata "Ya, inilah aku! Aku yg berani dan aku yg bebas", entah mengapa kata2 itu yg terucap, keberanian dan kebebasan yg selama ini jarang aku rasakan, sangat terasa ketika hujan itu turun. Sampai detik ini, ketika hujan datang, relung hatiku selalu berkata hal yg sama "Berani" dan "Bebas".
Jika aku harus mengingat memory2ku dengan hujan, mungkin satu buku tidak cukup aku ceritakan, yg jelas aku melalui masa ketika aku disakiti, dikecewakan dan dibahagiakan dalam dekapan hujan.
Tangan ini sepertinya tidak bosan ketika aku menjulurkan dan menyentuh setiap tetesan2 hujan yg jatuh. Hati ini juga selalu tersenyum indah ketika merasakan segarnya udara yg aku hirup. Dan yang jelas mata ini selalu tertutup perlahan2 dan membayangkan setiap kenanganku bersama hujan.
Dipenghujung belahan bumi sana mungkin ada yg merasakan hal sama seperti apa yg aku imajinasikan, rasakan dan pikirkan, rasanya ingin bertemu dengannya dan berkata "hai, kamu berani dan kamu bebas !" sambil tersenyum dan mengepalkan tanganku dengan begitu yakinya, bahkan mungkin berbagi pemikiran dan perasaan tentang tetesan hujan.

Imajinasiku detik ini terus bermain, mungkin 600 detik dari sekarang aku akan menemukan manusia itu? Ya! aku sangat yakin, karna detik ini aku menjadi penulis dan pendongeng dari tulisanku mengenai hujan dan 600 detik dari sekarang mungkin aku akan menjadi pembaca dan pemikir dari tulisan yg aku buat? Dengan begitu kata2 "Berani" dan "Bebas" itu pertama kalinya aku ucapkan untuk manusia yg satu pemikiran dan perasaanku tentang hujan, yaitu KAU jiwa raga! KAU berani dan KAU bebas!


Sumber Foto : http://vsco.co/x100s/media/52b7297b736708585f0000c9