Pengukir Tubuh Ini

by Rabu, 22 April 2015

    Sunyi, sepi, dan kosong. Itu yang “pengukir tubuhku” rasakan, tidak ada suara, canda, bahkan senyum yang selama ini aku lontarkan untuk sekawanan peri-peri kecil itu. Entahlah, apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh “pengukir tubuh” ini. Sebuah alunan musik yang indah pun tidak dapat menghidupkannya. Mungkin ia lelah terus bersembunyi di dalam keramaian inisehingga sulit untuk ia berjalan dan tidak lagi menampakan kegairahan hidup yang selama ini ia tunjukan kepada peri-peri kecil itu. Aku merasakan betapa tersakitinya dia, melontarkan kebahagiaan yang sebetulnya bukan itu yang ia rasakan, menyisipkan senyuman diatas tangisanya, dan menyentuh setiap peri-peri yang kenyataanya jari-jarinya saja tidak sanggup untuk bergerak. Malam ini, aku merasakannya. Ia begitu kesepian, bersembunyi di dalam kegelapan, belum ada yang mampu memberikan sebuah cahaya kepadanya. Aku sendiri belum siap memberikan sebuah cahaya kepadanya, karna aku pun belum siap melihat suatu saat cahaya itu mati dan tidak akan hidup lagi. Tapi percayalah, saat ini aku sedang membuat cahaya yang dimana tidak ada seorang pun dapat menyentuh cahaya ini bahkan membuat cahaya ini mati.

Sumber foto :  Sampaikini.com