Seni Dalam Sebuah Kata

by Senin, 18 Mei 2015

Ketika sebuah kata tidak ada makna untuk apa adanya sebuah janji? Sebagian manusia menganggap bahwa sebuah kata adalah permainan dan ilusi belaka, tak banyak juga manusia menganggap bahwa kata itu adalah keindahan yang terangkai dari berbagai situasi dan perasaan. Aku menganggap sebuah kata itu seni, ya seni kehidupan. Dari sebuah kata aku bisa tersentuh, marah,kecewa, menangis, bahagia, tertawa, dan tentunya menyesal. Tetapi pertanyaannya, apa sebuah seni bisa membuat hati orang lain terluka? Apa sebuah seni mampu membuat orang lain kecewa? Entahlah, tapi aku menganggap semua pertanyaan tadi adalah seni dari sebuah kata yang belum terselesaikan dengan baik oleh peseni itu sendiri. 
Dengan kata "maaf" manusia yang hatinya diselimuti api yang berkobar-kobar dengan sekejap dingin & tenang seperti aliran air disungai, dengan kata "pergi!" hati yang selalu menunggu dengan lembut seperti kain sutra dapat berubah menjadi hati yang kasar & keras seperti batu karang di laut. Begitupun pula dengan janji, berbagai kata terangkai dari hati terdalam, kemudian diucapkan dengan penuh keyakinan. Tetapi sebagian manusia menganggapnya sebuah lelucon yang akan terlupakan seiring berjalannya waktu. 
Aku teringat beberapa bulan yang lalu, seseorang melontarkan sebuah kata yang mampu membuat hati ini rapuh, bukan karna kata itu indah melainkan kata itu seperti anak panah yang mampu menusuk hati ini dengan hanya hitungan detik. Bagaimana bisa manusia menganggap bahwa kata hanyalah sebuah nada yang berbunyi dari mulut, sedangkan diluar sana banyak sekali manusia yang mati hanya karna dengan sebuah "kata" yang mereka buat.